Minggu, 30 Januari 2011

nebula kepiting



Pada tahun 1054 astronom Cina dan pengamat langit lain melihat apa yang mereka pikir merupakan bintang baru terang dan sekarang diduga supernova. Astronom hari ini berpikir bahwa ini ledakan bintang hampir 1.000 tahun menciptakan Nebula Kepiting (juga dikenal sebagai M1 dan NGC 1952), sisa-sisa supernova.

Pada tahun 1960 sinyal pulsar dari sebuah bintang neutron diduga ditemukan di dalam Kepiting, mendukung teori bahwa suatu supernova bisa meninggalkan superdense ini, cepat bola berputar neutron.


Nebula Kepiting (katalog sebutan M1, NGC 1952, Taurus A) adalah sisa supernova dan nebula angin pulsar di konstelasi Taurus. Nebula itu diamati oleh John Bevis di 1731, itu berkaitan dengan suatu supernova terang dicatat oleh astronom Cina dan Arab pada tahun 1054. Pada X-ray dan energi gamma-ray atas 30 keV, Kepiting umumnya sumber gigih terkuat di langit, dengan fluks diukur memanjang di atas 1012eV. Terletak pada jarak sekitar 6.500 tahun cahaya-(2 kpc) dari Bumi, nebula memiliki diameter 11 ly (3,4 pc) dan memperluas pada laju sekitar 1.500 kilometer per detik.

Di pusat nebula terletak Pulsar Kepiting, bintang neutron (atau bola berputar neutron), 28-30 km di seberang, yang memancarkan pulsa radiasi dari sinar gamma ke gelombang radio dengan tingkat spin 30,2 kali per detik. Nebula tersebut merupakan obyek astronomi pertama kali diidentifikasi dengan ledakan supernova sejarah.

Nebula bertindak sebagai sumber radiasi untuk mempelajari benda langit yang gaib itu. Pada 1950-an dan 1960-an, korona Matahari dipetakan dari pengamatan gelombang radio Kepiting melewatinya, dan pada tahun 2003, ketebalan atmosfer bulan Saturnus, Titan diukur karena menghalangi sinar-X dari nebula.

Sisa-sisa berawan SN 1054 yang sekarang dikenal sebagai Nebula Kepiting. Nebula ini juga disebut sebagai Messier 1 atau M1, menjadi yang pertama di katalog Messier Object tahun 1758.
 

Kamis, 27 Januari 2011

definisi pulsar = Ath Thaariq(surat 86 dalam alquran)

Pulsar adalah sisa-sisa bintang padam yang memancarkan gelombang radio teramat kuat yang menyerupai denyut, dan yang berputar pada sumbunya sendiri dengan sangat cepat. Telah dihitung bahwa terdapat lebih dari 500 pulsar di galaksi Bima Sakti, yang di dalamnya terdapat Bumi kita. Kata “Thaariq,” nama surat ke-86, berasal dari akar kata tharq, yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan suara, atau menumbuk. Dengan mempertimbangkan arti yang mungkin dari kata tersebut, yakni “berdenyut/berdetak “, “memukul keras,” perhatian kita mungkin diarahkan oleh ayat ini pada sebuah kenyataan ilmiah penting.

Sebelum menelaah keterangan ini, marilah kita lihat kata-kata selainnya yang digunakan dalam ayat ini untuk menggambarkan bintang-bintang ini. Istilah ath thaariqi dalam ayat di atas berarti sebuah bintang yang menembus malam, yang menembus kegelapan, yang muncul di malam hari, yang menembus dan bergerak, yang berdenyut/berdetak, yang menumbuk, atau bintang terang. Selain itu, kata “wa” mengarahkan perhatian pada benda-benda yang digunakan sebagai sumpah ? yakni, langit dan Ath Thaariq.

Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal radio yang terpancar secara teratur ditemukan. Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa terdapat benda langit yang berkemungkinan menjadi sumber getaran atau denyut/detak teratur yang agak mirip pada jantung. Akan tetapi, pada tahun 1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi semakin rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya sendiri, medan magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, sehingga memunculkan sebuah medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali lebih kuat daripada yang dimiliki Bumi.

Mereka lalu paham bahwa sebuah benda yang berputar sedemikian cepat dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-berkas sinar yang terdiri dari gelombang-gelombang radio yang sangat kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya. Tak lama kemudian, diketahui juga bahwa sumber sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang neutron. Bintang-bintang neutron yang baru ditemukan ini dikenal sebagai “pulsar.” Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui ledakan supernova, tergolong yang memiliki massa terbesar, dan termasuk benda-benda yang paling terang dan yang bergerak paling cepat di ruang angkasa.

Sejumlah pulsar berputar 600 kali per detik. Kata “pulsar” berasal dari kata kerja to pulse. Menurut kamus American Heritage Dictionary, kata tersebut berarti bergetar, berdenyut. Kamus Encarta Dictionary mengartikannya sebagai berdenyut dengan irama teratur, bergerak atau berdebar dengan irama teratur yang kuat. Lagi menurut Encarta Dictionary, kata pulsate, yang berasal dari akar yang sama, berarti mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat.

Menyusul penemuan itu, diketahui kemudian bahwa peristiwa alam yang digambarkan dalam Al Qur’an sebagai “thaariq,” yang berdenyut, memiliki kemiripan yang sangat dengan bintang-bintang neutron yang dikenal sebagai pulsar.

Bintang-bintang neutron terbentuk ketika inti dari bintang-bintang maharaksasa runtuh. Materi yang sangat termampatkan dan sangat padat itu, dalam bentuk bulatan yang berputar sangat cepat, menangkap dan memampatkan hamper seluruh bobot bintang dan medan magnetnya.

Medan magnet amat kuat yang ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron yang berputar sangat cepat ini telah dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya gelombang-gelombang radio sangat kuat yang teramati di Bumi.

Di ayat ke-3 surat Ath Thaariq istilah an najmu ats tsaaqibu, yang berarti yang menembus, yang bergerak, atau yang membuat lubang, mengisyaratkan bahwa Thaariq adalah sebuah bintang terang yang membuat lubang di kegelapan dan bergerak. Makna istilah “adraaka” dalam ungkapan “Tahukah kamu apakah Ath Thaariq itu?” merujuk pada pemahaman. Pulsar, yang terbentuk melalui pemampatan bintang yang besarnya beberapa kali ukuran Matahari, termasuk benda-benda langit yang sulit untuk dipahami. Pertanyaan pada ayat tersebut menegaskan betapa sulit memahami bintang berdenyut ini.

Sebagaimana telah dibahas, bintang-bintang yang dijelaskan sebagai Thaariq dalam Alquran memiliki kemiripan dekat dengan pulsar yang dipaparkan di abad ke-20, dan mungkin mengungkapkan kepada kita tentang satu lagi keajaiban ilmiah Alquran. (www.harunyahya. com )